Halaman

Senin, 28 Mei 2012


Bahasa Menunjukkan Karakteristik Bangsa

I.          PENDAHULUAN

            Indonesia negeri nan elok. Terhampar dari Sabang sampai Merauke. Pulau-pulaunya dibatasi samudra yang luas, namun tetap dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia ( NKRI}, berbhineka Tunggal Ika. beraneka Suku bangsa, agama dan budayanya adalah keanekaragaman kekayaan yang bisa dijadikan sebagai pembentuk karakter bangsa.
            Alamnya yang indah,, tanahnya yang subur adalah pundi=pundi emas yang perlu digali 0leh anak cucu nanti. Lautan yang luas berisi aneka ragam hewan dan tanaman sebagai anugrah Illahi yang tak bolek kita pungkiri dan jangan disia-siakan.
            Sumber daya manusia adalah subyek yang harus terus dibimbing dan diarahkan untuk dapat mengembangkan segenap potensi dirinya agar kelak bisa  berdiri tegap dengan penuh rasa percaya diri dan membawa bangsa ini tetap dihargai bangsa-bangsa lain di dunia.





    






     Sejarah telah menbuktikan Bahasa Indonesia Telah mampu menjadi alat pemersatu bangsa dan menghantarkan rakyatnya menikmati kebebasan dari belenggu penjajahan yang telah memporakporandakan serta menyengsarakan masyarakat.
            Kini dengan bahasa pula Indonesia harus bangkit dari keterpurukan, harus berlari kencang mengejar ketertinggalan dari bangsa –bangsa lain yang sudah maju. Sebagai guru kita harus mampu mengajak anak didik untuik berkarya mengembangkan kreativitasnya, karena bangsa yang kreatif adalah bangsa yang bisa keluar dari berbagai kesulitan. Seperti diungkapkan Bapak Dr. E. Mulyasa,M.Pd dalam buku Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Beliau mengungkapkan :
            “ Lewat sejarah, orang dapat menyadari adanya perbedaan kreativitas inter maupun intra individu. Orang-orang yang kreatif telah muncul di setiap masa ( decade maupun abad). Dari hasil mereka generasi penerus mendapatkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kehidupan. Jika pendidikan berhasil dengan baik, maka sejumlah orang kreatif akan lahir karena tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya mengulang apayang telah dikerjakan oleh generasi lain. Mereka adalah orang kreatif, menemukan sesuatu yang baik yang belum pernah ada maupun yang sebenarnya sudah ada. “
            Pendidikan berkarakter tercermin dalam akhlak mulia berikut ini :




            Dari semua rincian akhlak mulia di atas, kebutuhan yang perlu mendapat penekanan lebih mendalam adalah rasa percaya diri, mandiri, pantang menyerah dan kreatif Aspek aspek tersebut harus diimplementasikan sejak pendidikan itu berlangsung, karena  akan membawa bangsa ini pada kemandirian.
            Bahasa Indonesia memiliki ribuah bahkan puluhan ribu kosa kata,  bagaimana mengemas pembelajaran bahasa sehingga bisa menjadi rangkain harmoni bahasa yang indah yang mampu menggugah rasa nasionalisme, rasa percaya diri serta alat untuk mengobarkan semangat berbuat dan berkarya menghasilkan sesuatu yang bermakna buat hidup dan kehidupan.

II. PEMBELAJARAN BAHASA DAPAT MEMBENTUK KARAKTERISTIK BANGSA

2.1 Peran dan Fungsi Guru
            Selain berfungsi sebagai pendidik, fasilitator atau yang lainnya
Guru adalah aktor pemeran protagonis yang harus memainkan perannya seindah mungkin agar mampu menarik minat anak didiknya untuk belajar, sehingga apa yang dilakukannya dapat ditiru para peserta didik. Guru yang mampu memainkan perannya dengan baik akan mampu mengolah dan mengelola pembelajaran menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.
            Menjadi guru tidaklah mudah perlu upaya dan kerja keras yang optimal. Guru harus multitalenta, memiliki banyak kemampuan dan memiliki banyak cara untuk dapat menutupi kekurangannya.
            Pada saat berbicara, guru adalah aktor dan aktris yang segala pembicaraannya sangat diperhatikan oleh seluruh siswa di kelas. Pada memerintah guru adalah pemimpin yang harapan dan keinginannya harus dipenuhi siswa-siswanya. Pada saat mendengar, guru adalah ayah dan ibu yang mengerti karakteristik anak. Pada Saat membaca, suara dan isi bacaan harus dapat menggugah rasa anak sehingga dapat menanamkan kesadaran pentingnya belajar sampai para siswa punya kemauan mengerahkan kemampuannya dan pada saat melihat disitulah guru bekerja sambil menikmati segala kerja kerasnya.
            H. Mauwi Saelan , Ketua Yayasan Syofa Budi ( Perguruan Al Azhar Kemang) mengatakan bahwa guru bukan saja sebagai pahlawan tanpa tanda Jasa, guru itu adalah pewaris nabi. Dalam buku Pendidikan Indonesia, beliau mengatakan :
            “ Saya lebih tingkatkan lagi, guru itu adalah pewaris Nabi. Itu dikatakan Al Qur’an. Sebab guru memberikan amal yang sangat berharga kepada generasi penerus. Dalam Al Qur’an , lebih dari 750 kali “Ilmu” dibahas dan Nabi pernah bersabda : Ahli-ahli ilmu adalah pewaris para Nabi “.
                                                ( Maulwi, Pendidikan Indonesia,157)

            Membaca pernyataan tersebut, tanggung jawab guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan keahliannya, tapi pelajaran itu haruslah menyentuh segenap aspek kehidupan yang mengarah pada perbaikan perbaikan guna kelangsungan hidup dan kehidupan anak didik kita.

           








     Untuk mencapai hal tersebut, seorang guru juga dituntut belajar, belajar dan belajar berbagai hal untuk menyajikan pembelajaran yang lebih baik dan lebih menarik dari waktu ke waktu. Semua itu akan membantu guru mengurangi rasa bosan karena melakukan pekerjaan  yang monoton setiap harinya. Setiap murid memiliki keunikan yang sungguh menarik untuk digali. Hal itu harus menjadi daya tarik buat kita untuk membimbing dan mengarahkan. Kalau semua itu kita lakukan, menjadi guru adalah tugas yang paling menyenangkan.
            Pembelajaran bahasa tidak boleh menjadi siksaan bagi anak tapi harus menjadi tuntunan, tontonan dan permainan yang bisa membuat para siswa asyik mempelajari dan menggunakannya.
            Pembelajaran bahasa jangan sekedar bicara atau sebuah wacana tapi haruslah dibuktikan dengan karya nyata yang dapat berguna bagi dirinya, lingkungannya dan bangsa serta Negara.
            Pada era globalisasi saat ini, dunia teknologi sudah merambah ke berbagai pelosok tanah air, para siswa pada umumnya menguasai teknologi informatika,melalui melalui pembelajaran TIK ( Teknologi Informatika ) yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan terutama tingkat SMA. Untuk itu sebagai guru saat ini menguasai teknologi informatika seperti itu sudah menjadi suatu keharusan agar tidak kalah jauh dari siswa dan siswi yang kita didik. Dengan modal dasar bisa mengetik itu sudah menjadi bekal utama menguasai komputer .
            Banyak sekali ilmu dan kemudahan yang bisa kita ambil dengan menguasai informatika yaitu mendapatkan berbagai informasi aktual baik nasional maupunm internasional yang terjadi melalui layanan internet, yang paling prinsif adalah sebagai media pembelajaran. Untuk hal tersebut Mulyasa mengatakan :
            “ Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran ( e Learning)
Dimaksudkan untuk memudahkan tau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu system jaringan computer yang dapat diakses oleh peserta didik. Oleh karena itu, seyogyanya guru dan calon guru dibekali dengan berbagai kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai teknologi pembelajaran.”
                                                           
                                                                                            (Mulyasa,  Sertifikasi Guru107 )

2.2 Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Ketrampilan Berbahasa
2.2.1    Tujuan Pembelajaran Bahasa
            Dalam Silabus aspek kebahasaan tidak tertulis secara eksplisit, namun kaidah kebahasaan ini harus tetap dibahas dan diajarkan agar para siswa mengetahui dan menggunakannya dalam praktik berbahasa, baik itu membaca, menulis maupun berbicara.
            Sebagai contoh model pembelaran bahasa terintegrasi .Beberapa paragraf/ kerangka paragraf yang merupakan hasil karya siswa ditulis di papan tulis. Paragraf tersebut bisa dianalisis berdasarkan pola kalimat bahasa Indonesia , sehingga siswa bisa membedakan kalimat yang benar dan kalimat yang salah. Begitupun ejaannya. Aspek kebahasaan diajarkan secara implementatif, pada penulisan ilmiah, sastra ataupun puisi.
2.2.2        Tujuan Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
1.      Keterampilan mebaca
            Tujuan  pembelajaran membaca bukan saja bisa menyimpulkan, tetapi lebih jauh dari semua itu siswa dapat menerapkan pesan – pesan moral yang tersirat dan tersurat dalam bacaan untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup Pelajar membutuhkan tempat belajar yang nyaman dan kondusif. Kondisi tersebut bisa kita tata dengan berbagai hal, diantaranya ada tanaman hidup di setiap kelas dan lain-lain.
            Contoh            : membaca wacana eksposisi proses tentang budidaya tanaman dengan berbagai teknik. Guru harus mampu memberikan tindak lanjut kepada para siswa, sebagai contoh siswa merawat tanaman yang berada di kelas atau di depan kelasnya masing-masing  Untuk kegiatan tersebut, kita bisa memberikan penilaian affektif untuk komponen tanggung jawab terhadap lingkungan.


2.      Keterampilan menulis
            Hasil karya para siswa dalam bentuk tulisan diharapkan bermanfaat untuk kebutuhan publikasi baik melalui media sederhana yang ada di sekolah seperti mading, website atau media lainnya. Semua itu akan memberikan warna tersendiri bagi keberadaan sekolah dan  keberadaan pendidikan dan pengajaran bahasa yang berkarakter






                                                           







































3.      Keterampilan berbicara
            Pembelajaran keterampilan berbahasa akan dapat menghasilkan pembicara – pembicara handal dalam setiap gerak langkahnya, mengisi kehidupan sehari – hari dalam berorganisasi di sekolah ataupun organisasi luar sekolah. Selanjutnya diharapkan jadi pemimpin-pemimpin yang memiliki charisma karena penggunaan bahasanya.
            Tema berpidato hendaknya bervariasi, sesuaikan dengan kebutuhan.Misalnya Sekolah membutuhkan lingkungan yang asri, arahkan pada pelestarian lingkungan, Tentan g bahaya narkoba yang bisa merusak jaringan otak, selanjutnya merusak generasi muda sebagai tulang punggung Negara. Pelestarian budaya daerah, Bali bisa kokoh dengan menjual kultur, Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, harus bisa menjadi sesuatu yang bisa sangat bernilai baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.

                                                                                 Foto dokumentasi TK

                                                                                  Foto dokumentasi TK



4.      Keterampilan menyimak
            Dengan menyimak diharapkan dapat memotivasi siswa berbuat dan berkarya nyata.Cerita berupa pengalaman – pengalaman kita sebagai guru, sebagai orang tua dan lainnya biasanya menarik perhatian siswa sehingga ingin meniru langkah –langkah positif. Guru haruslah menjadi inspirasi bagi para siswa
2.2.3        Tujuan Pembelajaran Sastra
                        Sastra adalah khazanah bahasa yang mampu mengasah rasa, diharapkan pula mampu mengubah mentalitas siswa yang cenderung malas, kurang percaya diri. Musikalisasi puisi atau sosio drama tentang cerita-rakyat, legenda dan lain-lain adalah materi yang paling disukai siswa.  Untuk pengembangan tersebut, Mulyasa mengungkapkan

2.2.4        Model Pembelajaran Bahasa Terintegrasi
            Pembelajaran bahasa bisa dikolaborasikan dan diintegrasikan dengan pelajaran lainnya, Satu sama lain saling berkaitan sehingga dapat menjadi senjata pembentuk jati diri bangsa.membentuk dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang harus dilestarikan oleh segenap warganya terutama kaula muda.

Bahasa à Pendidikan Seni     àMenarik
            Lagu-lagu yang memiliki syair-syair bukan saja indah tapi juga sarat makna dan pesan moral bisa dijadikan bagian pembuka yang menarik bagi para siswa. Berikut ini syair lagu penghantar untuk mengajarkan paragraf deskripsi :






















           
Foto dokumentasi presentasi persuatif tentang pelestarian budaya daerah


Bahasa à PLH                                   à Kebersihan lingkungan dan pelestariannya
Bahasa à Biologi                   à Budidaya tanaman
Bahasa à Pend Agama/PKN à Membentuk Moralitas
Bahasa à  Lain-lain               à Memperkaya Kosa Kata
2.2.5        Konsentrasi Pendidikan Kecakapan Hidup ( life skill ) di SMA’
            Sekolah sebagai Model
Sebagai pusat pendidikan, sekolah itu haruslah menjadi model atau
Percontohan dari apa yang telah diajarkan guru di kelas.Karya karya siswa dalam bentuk tulisan harus menjadi bagian dalam penataan kelas yang kondusip untuk belajar seperti
majalah dindingdinding.  Setiap kelas haruslah memiliki majalah dinding untuk wadah para siswa melatih dirinya dalam hal menulis. Tulisan tulisan siswa tidak perlu selamanya merupakan karya asli yang utuh,  bentuk rangkuman atau ringkasanpun tidak menjadi masalah asal mencantumkan sumbernya. Tulisan tulisan utuh para siswa bisa ditempatkan pada kolom redaksi, karena dari redaksi biasanya memuat tajuk rencana, pengumumman  surat pembaca dan lain-lain.
            Siswa akan sangat termotivasi bila karyanya diapresiasi dalam bentuk lomba. Lomba majalah dinding antar kelas harus secara periodic diadakan bekerja sama dengan Pembina OSIS dan para pengurus OSIS. Lebih efektif apabila dipadukan dalam lomba penataan kelas. Mading adalah salah satu bagian yang harus ada dan terisi. Lomba bisa dinamai K3M yaitu Kebersihan, Ketertiban Keasrian dan Majalah Dinding
            Keasrian identik dengan keindahan dan tanaman. Jadi kelas harus dilengkapi dengan tanaman hidup yang  dirawat oleh para siswa. Materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk hal tersebut adalah  menulis paragraf persuasi. Para siswa hendaknya diarahkan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan untuk memperindah kelas. Hal lain yang menunjuk pada pembentukan jati diri adalah melestarikan seni dan budaya daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Hal tersebut adalah asset bangsa yang harus dilestarikan.
            Pendekatan Contektual teaching and learning adalah pendekatan yang bisa membantu peningkatan jati diri bangsa, seperti tercermin dalam kutipan di bawah ini :.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil

            Mayoritas penduduk Indonesia  beragama Islam . Nilai nilai keagamaan bukan hanya disampaikan dalam bentuk ceramah atau pidato tapi bisa dalam bentuk Seni berpantun dan sholawatan begitupun yang lainnya seperti Asmaul Husna adalah doa mustajab yang bisa membuat hati merasa damai bila diungkapkan dengan penuh perasan dan alunan yang merdu. Pada saat siswa melantunkannya diharuskan mengartikannya dalam bahasa Indonesia, sehingga dengan memanjatkan nama nama Allah bangsa ini akan memiliki kekuatan untuk mengomtimalisasikan segala kemampuan dan potensi yang ada .

Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar


2.2.6        Syair- syair lagu menjadi pendukung dan daya tarik

            Lagu-lagu , baik berirama pop ataupun lagu kebangsaan dan keagamaan tersusun dari pilihan kata yang indah dan makna serta pesan moral yang menyentuh, hendaknya kita jadikan senjata ampuh untuk menjadi daya tarik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kalau guru kurang percaya diri menyanyikannya di depan para siswa, kita bisa meminta para siswa itu sendiri yang menyanyikannya. Berikut contoh lagu yang bisa dijadikan pembuka pelajaran

III PENUTUP

            Bahasa Indonesia adalah pelajaran implementatif yang bisa menghantarkan bangsa ini
Mewujudkan cita cita perjuangan bangsa yaitu bangsa yang benar benar merdeka dan mandiri
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa manusia dapat mewariskan kebudayaan, dengan bahasa pula keta mewariskan segala kekayaan kita miliki, berupa kekayaan alam dan kekayaan budaya.
            Pembelajaran bahasa harus dikemas sedemikian menarik agar para siswa merasa senang dan benar benar bangga serta merasakan keindahan bahasa itu sendiri.
            Akhir kata semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.






















Profil Singkat Penulis
Nama                           : Endah Surtika
Tempat tanggal Lahir  : Sumedang, 7 Juli 1958
Pekerjaan                     : Guru
Pendidikan                  : Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia
Prestasi Pembimbingan siswa :
1.      Juara 2 Lomba Pidato tingkat Kota Bandung ( Deppen, 1998 )
2.      Juara 1 dan 3 Menulis Artikel Penyalahgunaan Narkoba tingkat Kota Bandung
( Departemen Sosial, 2004 )
3.      Juara 2 Lomba Musikalisasi Puisi tingkat Kota Bandung ( Rumentang Siang, 2004 )
4.      Juara 1 Majalah Dinding tingkat Kota Bandung ( ITB, 2003 )
5.      Juara 2 Solo Vocal Himne Guru tingkat Kota Bandung ( Dinas Pensisikan, 2004 )
6.      Juara 2 Lomba Majalah Dinding tingkat Kota Bandung ( ITB, 2007 )
7.      Juara 2 Mading tingkat Kota Bandung ( Unpad, 2010 )
8.      Juara ke – 2 Lomba Pidato tingkat Kota Bandung PDIP Perjuangan
9.      Juara ke – 3 Lomba Pidato tingkat Kota Bandung PDIP Perjuangan 2010
10.  Juara 1 pengirim terbanyak artikel tentang narkoba  tingkat Nasional ( FK Unjani Bandung )
11.  Juara 1 Lomba menulis artikel tentang narkoba dinas social kota Bandung 2006
12.  Juara ke – 2 Lomba menulis artikel tentang narkoba dinas social kota Bandung 2006
13.  Juara 1 menulis artikel tingkat Kota Bandung ( Universitas Al – Gifari, 2008 )



                                                                                                Bandung,  30 Mei 2011
                                                                                                            Mengetahui
                                                                                             Kepala SMAN 24 Bandung

                                                                                       Drs. Nanang Krisnayadi M.M.Pd







Membimbing Murid Taman Kanak – kanak
1.      Juara – 2 Gerak dan Lagu tingkat Kota Bandung (  IGTK, 1995 )
2.      Juara – 2 Senam Kreasi tingkat Kota Bandung ( IGTK, 2007 )
3.      Juara – 2 Membaca Puisi tingkat Kota Bandung ( IGTK, 2007 )

                                                                        Bandung,  30 Mei 2011